Minggu, 04 Oktober 2009

Piano Berdarah - JAZZ TREE OF LIFE

Wow ! Kemarin saat gue bangun pagi, tumben-tumbennya badan langsung bersemangat dan pikiran langsung jernih. Mungkin karena malamnya gue memang sudah berencana nonton JAZZ TREE OF LIFE kali ya. Artisnya Kayon (Indra Lesmana, Pra B Dharma, dan Gilang Ramadhan). Tempatnya di Teater Salihara.
Gue tahu ada pertunjukkan ini dari teman gue, Agnes. Dengan baik hati dia memberikan brosur kegiatan teater salihara di bulan oktober ini. Gue baca-baca dan memang ada tiga acara yang ingin gue datangi, salah satunya ya JAZZ TREE OF LIFE.

Setelah bangun, gue langsung update status plurk dan twitter untuk menanyakan siapa yang mau nonton bareng. Satu jam, dua jam, tiga jam belum juga ada respon. Tiba-tiba, Gatri mau. Alhamdulillah, seneng banget. Gila kali ya, kalau pas nont
on gue datang sendiri. Setelah Gatri menyanggupi, buru-buru gue langsung telepon Contact Person acara tersebut untuk reservasi. Gue coba telepon ke ponselnya ternyata ponselnya nggak aktif, gue coba telepon ke kantornya, operator telepon bilang untuk menunggu beberapa saat lagi. Ya sudah, gue mencoba meng-sms ponsel CP-nya, untuk memesan tiket tapi nggak dibalas. Bingung deh, acara sebesar ini masa CP-nya malah nggak bisa dihubungi sih ?

Akhirnya timbul ide darimana, gue coba mengakses situs resmi t
eater salihara, dan ternyata di situ ada menu pemesanan tiket online, tanpa pikir panjang gue langsung memesan tiket harga pelajar untuk dua orang dan gue meminta untuk dihubungi melalui ponsel gue. Lagi-lagi nggak ada tanggapan. Arghh.. makin stress. Langsung saja gue mengupdate status di twitter “I gotta feeling, that tonight’s gonna be a bad night” plesetan lagu BEP – I Gotta Feeling. Maklum, gue ini orangnya gahoel gila, suka ganti status update di situs pertemanan tersebut. Hehe, bercanda.

Gue coba telepon lagi, gue coba meng-sms lagi, tetap saja nggak
bisa dihubungi. Tapi senggaknya perasaan gue sudah lega karena ada yang mau menemani gue nonton. Daripada buang waktu, gue langsung meng-sms Desna untuk meminjam kameranya, awalnya sih dia bilang nggak bisa karena saat ini dia sedang nggak berada di rumah dan perkiraan akan pulang malam, tapi beberapa jam kemudian dia meng-sms gue kalau dia sudah berada di rumah dan mempersilakan gue untuk datang ke rumahnya untuk mengambil (baca: meminjam) kamera dia. Gila ya, ternyata perasaan gue salah, sepertinya malam ini akan berjalan dengan lancar. Wohoo !

Waktu sudah menunjukkan pukul 16.15wib, gue langsung makan. Setelahnya
rutinitas mandi dan berpakaian lah, kalian pasti tahu apa. Jam 17.05wib gue langsung berangkat naik mobil dengan supir gue, tujuan pertama ya ke rumah Desna lah, setelah sempat kebingungan mencari rumahnya, tanya warga sana nggak tahu, tanya waga sini juga nggak tahu, akhirnya gue tanya tukang ojek (jaman sekarang di komplek perumahan tukang ojek sudah seperti tukang peta lohh, hapal segala jalan-jalan komplek). Sesampainya di rumah Desna tanpa basa-basi gue langsung meminjam kamera Canon dia tentunya tak lupa mengucapkan terima kasih.

LET’S GET THE PARTY !

Ngoeng.. ngoeng.. salip kanan salip kiri, gue memang me
nyuruh supir gue untuk ngebut, kenapa ? karena gue khawatir kalau tiket online yang gue pesan lagi-lagi nggak mendapat tanggapan dari pihak JAZZ TREE OF LIFE dan teater salihara.
Tiba-tiba, Gatri sms kalau dia NGGAK BISA DATANG KARENA ADA JAM LES TAMBAHAN ! WHAT ! parbet.. parbet..
Buru-buru gue (lagi dan lagi) update status di plurk dan twitter untuk menanyakan ada yang MAU dan BISA nonton apa nggak ? Pas gue baca status upda
te orang-orang ternyata sohib gua, Anggen bilang “Satnite sendirian”. Akal cerdas gue langsung mengajak Anggen nonton, dia mau, tapi harus minta izin dulu ke orang tuanya padahal waktu sudah menunjukkan pukul 19.00wib, satu jam lagi acara dimulai. Akhirnya gue tunggu kabar dari dia.

Nggak susah mencari alamatnya karena memang letaknya dekat dengan sekolah, senggaknya gue tahu sedikit seluk beluk daerah Pasar Minggu (bangga mode: on).
Sesampainya di sana, karena besar harapan gue kalau Anggen mau dateng, ya sudah gue langsung pesan tiket. Benar dugaan gue sebelumnya, ternyata pas gue bilang ke petugas otlet kalau gue sudah mesen online, ternyata online-n
ya sedang nggak bisa. Ya sudah, gue pesen dua tiket untuk gue dan Anggen, gue harga pelajar, dia harga umum, karena pembelian tiket nggak bisa diwakilkan.
Oke, setelah gue beli tiket dan menunggu Anggen di warteg depan salihara, ternyata Anggen meng-sms gue bilang,”I’m so sorry Cen, I can’t
aaaah I’m so sad :-(”

ANJIRR ! BABI LAGI NGEPET ! PARAH BANGET ! Waktu tinggal 35 menit lagi padahal dan gue belum dapet temen nonton dan gue juga sudah terlanjur pesen dua tiket, satunya lagi mubazir dong. (tears)

Langsung tancap gas gue menelpon temen-temen gue yang rumahnya dekat-dekat Salihara. Gue telepon Garin, ga dijawab. Gue telepon Ananda, dijawab tapi ternyata dia nggak bisa. STRESS BANGET INI WOY !


Tiba-tiba ponsel gue bergetar karena ada sms. Setelah gue check ternyata sms-nya dari Garin, isinya “Neh..cpa ya ko tlp 9ak da suarany3,is3n9 buan9et jdi or9”. GUBRAK, ALAY BANGET ! ini Garin bukan sih ? Mana dia juga menelpon gue lagi, ya gue reject lah. WOY ALAY BANGET LO !

Finally, gue putuskan untuk nonton sama (je
ng.. jeng..), SUPIR GUE ! HAHAHAHA
Pas kami mau masuk teater, dia sudah kayak orang heran, planga plongo banyak orang bule dateng, soalnya dia tahunya ini pertemuan b
ukan konser. Ternyata bener feeling gue tadi pagi.

Di dalam teater kami duduk di tribun yang mengarah langsung ke Indra Lesmana, karena tribun yang bisa melihat ke Indra, Gilang, dan Pra sudah penuh. Sayangnya di tribun yang gue tempati, gue cuma bisa melihat Indra, karena dua
orang lainnya terhalang oleh piano.

Beberapa menit sebelum acara dimulai, kursi penonton sudah penuh, tapi masih banyak penonton yang berdatangan. Gue bingung mau duduk dimana mereka, nggak tahunya si panitia menyuruh mereka untuk LESEHAN. (Wow
, budaya Indonesia tuh, harus bangga kalian semua, bule-bule pun juga banyak yang lesehan loh)



Acara dimulai, permainan musik spektakuler ditunjukkan oleh ketiga pemain, decak kagum muncul dari para penonton, bahkan banyak orang yang standing applause, sementara gue sibuk motret. Indra Lesmana bermain piano nggak hanya pada tuts-nya saja, tapi juga string piano, gila keren banget, kalian wajib nonton.











Di tengah-tengah acara Indra sempat berbincang-bincang “Piano yang saya mainkan seharga Rp 3 Milyar, dimana para musisi manapun nggak bisa membelinya.
Bahkan dia sempat membuat lelucon,”Untuk menjadi seorang millionaire, musisi harus menjadi billionaire, karena duitnya sudah untuk dibelikan alat musik”. Yang lain pada ketawa, gue hanya tersenyum…. Garing.



Beberapa lagu dari album kedua Kayon sudah dimainkan, hingga pada lagu terakhir (entah termasuk album kedua mereka atau nggak), adalah klimaksnya, sumpah ini keren banget (banyak kata keren ya ? hehe). Tontonan seharga Rp25.000,00 yang tak terlupakan.

Setelah usai, gue sempet motret piano yang dimainkan Indra yang harganya Rp 3 Milyar itu lohh. Pas lagi motret tuts-nya, ada bercak merah. Guess what ? Darah. Itu darah dari jari tangan Indra karena memainkan string piano. Mungkin darahnya yang berceceran itu semakin banyak setelah dia memainkan lagu terakir tersebut.
Orang-orang mulai bergerumul memotret piano tersebut juga tuts-nya yang berceceran darah Indra Lesmana, seorang pemain musik hebat.






Segitu dulu postingan gue kali ini, see ya later !

Kamis, 01 Oktober 2009

Ketika Halal Bihalal dan G-Force Bersatu

Wohoo, hari ini banyak kejadian yang ingin aku ceritakan kepada kalian. Hmm, kira-kira dari mana aku harus cerita ya? Biar lebih mudah sebaiknya aku ceritakan secara kronologis saja ya.

Dimulai sejak aku bangun pukul 4.30wib, hari ini adalah hari pertamaku sekolah setelah libur panjang, tepatnya selama 2 minggu dan 3 hari. Saat mata masih terkantuk-kantuk karena aku hanya tidur selama 2,5 jam karena mengalami insomnia hebat, aku harus segera mengumpulkan niat untuk mandi, menggosok gigi, mengerikan tubuh, berpakaian, wudhu, salat, dan merapikan buku untuk kubawa ke sekolah. Banyak kan ?

Selesai itu semua, aku segera berangkat bersama ayahku pergi ke sekolah dengan mobilnya, ya mobilnya bukan mobilku. Selama perjalanan tiba-tiba aku ingin membagikan kejadian-kejadian di perjalanan kepada teman-temanku di situs twitter, sehingga aku membuat Laporan Perjalanan Menuju Sekolah (LPMS).

Berikut adalah laporannya:

LPMS 1 : Udara bersih pagi hari bercampur dg asap rokok, what a lovely day !
LPMS 2 : Langit tampak lebih cerah
LPMS 3 : Cahaya dari lampu jalan berbaur dg langit pagi hari, eksotis
LPMS 4 : Depok, padat lancar
LPMS 5 : UI – UNPAN, sepi lancar
LPMS 6 : Pertigaan setu babakan padat, setelahnya sepi lancar
LPMS 7 : Stasiun lenteng agung – sekolah, lancar. That’s all for the traffic information. Bye

Rajin bukan ? hehe

Tak sepertinya biasanya, aku datang telat, sekitar pukul 5.50wib (bagiku ini telat, karena biasanya aku sudah sampai di sekolah pukul 5.40 – 5.45wib). bla bla bla bla, akhirnya bel pertanda masuk sekolahpun berbunyi. Tak seperti hari biasanya yang sehabis bunyi bel kami langsung tadarus, hari ini justru tidak ada tadarus. Kami, siswa/i disuruh berkumpul di lapangan untuk melaksanakan apel dilanjutkan acara halal bihalal dengan bersalam-salaman antarmurid, guru, dan staf.

Sebanyak +- 700 tangan aku salami, dari yang tangannya halus, kasar, basah dan lengket karena keringat. Jijik. Apalagi cuaca sedang tidak mendukung, karena fenomena alam. Aku menanti bersalaman dengan seseorang namun tampaknya dia tidak ikut. *sigh

Setelah bersalam-salaman, aku dan teman-teman kembali ke kelas, mendinginkan tubuh setelah lebih dari satu jam berjemur di terik panasnya sinar mentari. Karena aku sedang kelelahan dan mengantuk, aku tidak terlalu peduli dengan kondisi yang ada di sekitarku, padahal kelas sedang berisik-berisiknya, penuh cerita liburan, tugas yang belum dikerjakan, dan tentu saja pertandingan sepak bola antara Chelsea vs Milan.

Setelah menunggu satu jam, akhirnya guru seni musik datang juga, tapi kami tidak belajar, melainkan beliau menyuruh bagi yang belum mengerjakan tugas sebelum liburan untuk dikumpulkan, untungnya aku sudah. Hehe

Pelajaran seni musik, olahraga, ekonomi, bimbel, dan bahasa inggris sama sekali tidak belajar, karena kondisi ruang kelas yang tidak kondusif untuk digunakan belajar. Listrik mati menyebabkan ac tidak aktif dan lampu tidak menyala. Ruang kelas menjadi gelap dan pengap. Menurutku ini kesalahan tata letak dan ruang sekolah, yang menutup ventilasi udara dan mencat sebagian kaca dan jendela, membuat udara dan cahaya sulit masuk.

Bla bla bla bla, akhirnya kami pulang sekolah pukul 11.45wib, guru sepertinya menyerah dengan kondisi yang ada dan membiarkan kami pulang cepat, ini jarang terjadi, karena kabar yang beredar bilang sekolahku termasuk sekolah yang pelit dalam urusan memberikan jadwal libur atau percepatan jam pelajaran.

Pulang sekolah, aku bersama kedua temanku, Eka dan Widi berangkat menuju Pejaten Village (Penvil) untuk menonton The Grudge 3 di Pejaten XXI. Sebenarnya aku sudah menonton, tapi daripada aku harus berdiam diri di rumah, lebih baik aku menonton film yang sama. Menuju Penvil kami naik bus 75. “Degedeg.. degedeg..” bunyi mesin bus.



Sesampainya di Pejaten XXI, ternyata kursi bioskop film The Grudge 3 pukul 12.30wib sudah penuh. Kecewa ? Jelas. Akhirnya kami berencana nonton G-Force. Aku sedikit berat hari untuk nonton film tersebut, karena selain G-Force adalah film animasi, kata seorang temanku, Benta, filmnya jelek.

Tibalah waktunya kami memasuki ruang bioskop, sambil menunggu film dimulai, aku makan cookies Amanda yang diberikan oleh Marissa
karena aku meraih juara ke-3 dalam kuis trivianya. Mau tahu rasanya ? ENAK ! haha

Lagi enak-enaknya makan, tiba-tiba aku melihat Bayu dan sang pacar, Advanny juga memasuki ruang bioskop. Kami berpapas muka dan bersapa seadanya. Kaget ? Banget, nget, nget. Kenapa ? Well, karena menurutku sangat jarang orang yang berpacaran malah menonton film animasi, karena biasanya mereka lebih memilih menonton film romantis atau horror agar di sela-sela film mereka dapat menikmati indahnya jatuh
cinta, sambil duduk di kursi pojok, entah tujuannya apa. Mungkin biar bisa grepe-grepe kali ya ? hmm.. Salut untuk kalian. Lanjut !

Film dimulai, baru scene pertama saja aku su
dah tertawa, melihat kelucuan tingkah karakter utama, Darwin, dan teman-temannya, Blaster, Juarez, Mooch, dan Speckles. Banyak adegan yang membuat aku, Eka, dan Widi tersenyum, tertawa, bahkan terpingkal-pingkal (sebenarnya hanya terbahak-bahak). Tapi dasar Widi, susah sekali untuk menyuruh diam, padahal suaranya nyaring banget. Dasar bocah !

Hilang sudah semua rasa khawatir akan jel
eknya film ini, karena menurutku film ini teramat bagus. Apalagi saat Darwin dan teman-temannya dikejar FBI, penuh dengan ketegangan dan kembang api yang indah banget warnanya, juga pada saat mereka menghancurkan robot ciptaan Speckles. Film yang sangat bagus dan menghibur untuk ditonton.

Selesai menonton, aku segera pulang, naik bus 75 menuju arah Pasar Minggu. Ada yang beda dengan kondisi Pasar Minggu, pedagang kaki lima sudah ditertibkan, membuat jalan terasa lebih luas dan nyaman dilihat. Jalan yang becek pun sudah hamper hilang semua, walau masih ada di beberapa lokasi, bau menyengat yang biasa tercium hidung kini sudah mulai berkurang. Ini baru Jakarta !

Wow, panjang kan ceritaku. Nantikan ceritaku di posting selanjutnya ya !


Oiya, hari ini aku juga mendapatkan oleh-oleh berupa gantungan kunci dari temanku, Garin. Thanks ya !

Besok, sekolahku mewajibkan murid-muridnya untuk mengeanakan batik dalam rangka menyambut hari dipatenkannya batik indonesia, pasti seru. Aku juga mohon doa dan dukungan kalian ya, karena besok juga ada try out pertama di tempat bimbelku, Nurul Fikri. Chao !

Selasa, 29 September 2009

KEJUTAN DI PAGI HARI

"Drrt.. Drrt..", suara getaran dari ponsel Sony Ericsson K302 gue, suara yang membangunkan tidur lelap gue.

Setelah di check and re-check, ternyata ada sms masuk dari temanku, Claudya. Tumben-tumbenan pikirku, dia meng-sms gue. Isi pesannya:

"Forward dr marsya XII IPS 2:
Ass. Innalillahi wainnailaihi rojiun, mamaku sudah pergi. Doain ya. Marsya Ditia"

JEDDER! What a shocking short message. Di saat mata masih "merem-melek", di saat otak belum bekerja sepenuhnya, tiba-tiba mendapat berita duka cita seperti itu.

Untuk Marsya, gue turut berbela sungkawa atas berpulangnya ke rahmatullah Mama-mu tercinta. Semoga amal dan ibadah beliau diterima di sisi-Nya, semoga dosa dan kesalahan beliau diampuni-Nya, dan untuk yang ditinggalkan, semoga tabah dan sabar. Amiin.

Sabtu, 21 Februari 2009

Si Wanita Sial

Siapa yang nggak kenal dengan Widya? Teman gue sedari SMP itu akhir-akhir ini sering membawa petaka dalam hidup gue. Bahkan gue punya julukan khusus untuk dia, yaitu Wanita Sial. Well, tergantung kalian juga sihh mau menganggap kata sial itu sebagai hal positif atau negatif (emangnya ada hal positif dari kata sial?). Kesialan gue, bocah polos yang tak mengerti kebobrokan dunia ini lebih sering terjadi saat pulang sekolah bersama dia. Maklum, rumah kami memang cukup dekat, ibarat kata tinggal meludah sedikit langsung sampai (lebay!). Berikut kesialan yang kualami karena berada dekat dengan dia:

Kejadian pertama.
Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi, langsung saja gue dan Widya (si Wanita Sial) segera pulang. Tumben-tumbennya kami bisa langsung pulang pada hari itu karena biasanya ada embel-embel kegiatan ekskur yang harus kami ikuti. Langsung saja aku naik bus 75. Dengan ditemani goyangan maut dari bus 75 gue hampir sampai di tempat ngetem-nya angkot 129 di Pasar Minggu, karena perjalanan kami pulang belum selesai dan harus melanjuti dengan naik angkot tersebut. Kami sudah bisa melihat tempat ngetem tersebut kira-kira 200meter lagi, tapi nggak tahunya tiba-tiba ada suara mendesah sangar dari kenek bus tersebut yang bilang "Ayo turun..turun.!". *Lahh..begimana sihh? wong belum sampai tempat tujuan malah sudah diturunin? Mahal-mahal kami bayar untuk naik bus 75 (baca: Rp1.000,-) eh malah diperlakukan seperti itu. Alhasil kami berdua dan penumpang lain yang dikhianati abang tersebut harus berjalan ditemani dengan beceknya Pasar Minggu. Mending kalo becek tapi bersih dan nggak bau, lahh ini?

Kejadian kedua.
Hampir sama seperti kejadian pertama hanya saja untungnya kami diantar sampai tempat tujuan. Ketika kami sudah melihat angkot 129 yang kira-kira cukup ramai penumpangnya, kami segera turun dari bus 75. Tapi yang terjadi malah angkot itu tancap gas meninggalkan kami. Jadinya kami harus naik angkot 129 lainnya yang tidak berpenumpang, berarti kami harus menunggu 5-10 menit karena si supir angkot harus ngetem menunggu penumpang.

Kejadian ketiga.
Diantar sampai tempat tujuan, melihat angkot 129 yang cukup ramai penumpangnya. Wahh..pasti ini nggak bakal sial deh. Tapi sayangnya kami ini termasuk penumpang yang selektif. Biasanya kalo di angkot kami lebih suka duduk di pojok belakang, karena selain pemandangannya lebih bebas, posisi duduk kami bisa lebih hot. Sayang disayang tempat itu sudah ditempati oleh orang lain, tapi beruntungnya tempat duduk di sebelah supir tidak ada yang menempati. Langsung aja gue bilang ke Widya, "Wid! di depan yuk!", dia jawab "Ayo!". Tapi anehnya dia malah meninggalkan angkot yang dari awal sudah saya rencanakan dan nggak tahunya dia malah mengejar angkot lain yang ada di depan. *Aduh..ni orang bener dahh goblok banget!

Okelah itu bukan bagian dari kesialan bersama dengan Widya di kejadian ketiga, tapi nggak lama setelah angkot yang kami naiki berjalan. "Duk! Nget..nget..nget..". Sepertinya bunyi ban pecah. Semua penumpang kontan langsung turun termasuk kami. Setelah kami turun hujan deras pun turun. Alhasil kami kehujanan di tempat yang jarang angkot rela untuk berhenti. Terpaksa kami menunggu angkot lainnya. 1 Angkot lewat tapi semua tempat duduk sudah terisi. Kemudian ada yang lewat lagi tapi sama saja, sudah penuh. 3 sampai 4 angkot sudah lewat tapi semuanya sudah penuh. Aduh, sial banget sihh. Mana hujannya masih deres. Akhirnya ada angkot yang lewat lagi, tapi penumpangnya sepi. Gue langsung melambaikan tangan gue dan angkot itupun berhenti, mempersilakan kami untuk naik. Di angkot gue sempet kesel sama dia, karena apalagi kalau bukan kesialan yang gue alami karena dekat dengan dia, si Wanita Sial.

Belum selesai kesialan gue, karena nggak lama setelah itu angkotnya berhenti (bukan karena pecah ban) tapi karena ada penumpang yang akan naik, dan nggak tahunya penumpang itu adalah temen gue tapi yang gue benci. Wahh..LENGKAP deh KESIALAN gue.

Terima kasih ya Widya, engkau memberikanku berbagai macam kesialan. Aku senang......

Senin, 26 Januari 2009

MAKANAN BARU!

Yeyy! Setelah lebih dari 2 minggu menyantap ikan teri asin + keripik kentang + kacang goreng, akhirnya ada perguliran makanan di rumah gue. Oiya, sekedar pemberitahuan, makanan yang gue sebutkan tadi bukan hanya sebagai makanan pokok loh, tetapi juga sebagai cemilan, karena sudah beberapa minggu ini gue membutuhkan variasi makanan tapi nggak kunjung ada, terpaksa ide "brilliant" gue muncul untuk membuat makanan pokok menjadi cemilan (cukup brilliant bukan?)

Karena di rumah lagi nggak ada makanan berat, melainkan hanya ada makanan ringan, yaitu roti tawar (gue orang Indonesia tulen loh..makanya roti gue katakan makanan ringan) akhirnya dengan terpaksa gue makan itu roti. Tentunya, ada perasaan nggak kukuh kurang kalau hanya makan roti tawar doank, makanya otak gue berpikir "keras" kembali gimana caranya membuat rasa tawar tersebut terasa laziz, dan hasilnya gue mencoba bergaya dengan menambahkan es krim di atas roti tersebut. (IYA! GUE TAHU GUE NORAK! MASA' ROTI TAWAR + ES KRIM DISEBUT BERGAYA?). Tapi nggak disangka ternyata makanan "percobaan" tersebut sukses dengan baik bergaul dengan lidah gue.

Setelah beberapa kali menyantap "hasil percobaan" tersebut, akhirnya Bo-Nyok jadi ikut-ikutan makan (huhh..dasar orang tua jaman sekarang!). Saat mereka lagi menyantap roti ber-es krim tersebut, dalam hati gue nyeletuk "ihh..plagiat!" (haha..parah banget! dasar anak gag tahu diri). Eitt, Tapi nggak sembarang es krim lohh yang cocok dengan lidah gue, paling es krim dengan rasa vanilla dan strawberry saja yang cocok. Kalau rasa cokelat, kayaknya kurang pas dehh! Padahalkan banyak orang yang suka es krim rasa cokelat, tapi untuk gue sendiri amit-amit jabang bayi dehh! huek..

Posting kali ini sengaja gue bikin singkat, karena bingung mau menulis apalagi. Jadi, sampai berjumpa kembali di postingan selanjutnya. Ci..luk..ba! Mmuuaahh! (koq jadi gaya Meisy ya? hehe..)

Sabtu, 24 Januari 2009

Niat Buruk berubah menjadi Iba

Sebenarnya kejadian ini sudah terjadi kurang lebih 3 hari yang lalu. Seperti biasa, rutinitas gue sebagai pelajar tentunya adalah belajar di sekolah. Akan tetapi saat pelajaran Bahasa Indonesia, tiba-tiba teman gue yang bernama Helda Meliantha & Dessy Riyanti bilang ,"Cen, hari ini Pak Alisyah (guru pelajaran Bahasa Indonesia) ulang tahun lohh!" gue yang nggak tahu hal tersebut tentunya merasa senang, bukan karena turut merayakan ulang tahun beliau (ihh..PD gila!), akan tetapi karena siapa tahu saat kami sekelas mengucapkan kalimat "Selamat Ulang Tahun Pak!", Pak Alisyah akan senang kemudian nggak konsentrasi dalam mengajar, sehingga kami jadi dianggurkan dan akhirnya kami bebas mengobrol bahkan ketawa-ketiwi. *buahaha..dasar niat yang buruk! (sejujurnya kami sekelas kurang menyenangi cara beliau mengajar kami, terlalu membosankan tepatnya).

Kira-kira 10menit kemudian ada beberapa teman gue yang menyanyikan lagu "Happy Birthday", otomatis teman yang lainpun turut menyanyikannya, walaupun gue yakin banyak dari mereka yang nggak tahu siapa yang sedang berulang tahun (sotoy dah!). Gue pun juga nggak mau ketinggalan makanya gue juga nyanyi. Tetapi, tiba-tiba dari bibir seksi beliau keluar sebuah kalimat "Siapa yang ulang tahun?" *krik..krik..

DASAR HELDA & DESSY PEMBOHONG! KATANYA PAK ALISYAH ULANG TAHUN!

Tiba-tiba semua teman gue yang lain bilang "Wooo! Astrid bohong!" (lohh2..kenapa jadi si Astrid yang disalahin? jelas-jelas informasi "palsu" itu kami dapat dari Helda & Dessy?). Dasar gue yang emang kata beberapa orang termasuk orang yang "spontaneous", gue juga menyalahkan Astrid, bahkan dengan "sedikit" sorokan. (sumpah strid! gue "nggak" bermaksud kayak getu! hehe..)

Langsung saja ada teman gue yang bilang "Lahh..bukannya Bapak ulang tahun?"..terus si Bapak bilang "Oiya2..saya memang ulang tahun!"..*hehh? sinting kali ye tuh orang? bercanda ya Pak!
)

Tiba-tiba..(jreng!), Mulut Pak Alisyah terbuka luas : panjang (baca: lebar). Kira-kira inilah yang beliau ucapkan:

si Bapak: Saya tidak pernah merayakan ulang tahun, karena saya selalu teringat dengan anak saya yang sudah almarhum.
Murid sekelas: *sing..hening!
si Bapak: Anak sayapun tidak pernah merayakan ulang tahun dari kecil, akan tetapi di saat dia akan berulang tahun yang ke-17 dia meminta pada saya untuk merayakan ulang tahunnya. Tapi saya tidak dapat mengabulkannya dan tak lama kemudian dia meninggal.
Murid sekelas: ..........
si Bapak: Makanya setiap saya ulang tahun, saya jadi ingat anak saya.

Tiba2..mata Pak Alisyah sudah berkaca-kaca menandakan (elo tau-lah). Sambil menghela nafas, beliau mencoba menentramkan hatinya yang sedang diselimuti duka. Murid sekelaspun sekarang nggak dapat berkata apa-apa. Apalagi gue, yang awalnya punya niat nggak baik, sekarang jadi malah bingung dan merasa iba atas cerita beliau itu. Mungkin, karena sudah nggak kuat membendung air matanya itu, beliau jadi punya cara untuk keluar kelas dengan menyuruh kami untuk mengerjakan soal-soal latihan yang ada di buku cetak. Setelah itu, beliau keluar kelas dan tentunya menangis.

Dari lubuk hati gue yang paling dalam dan luar, gue pengen bilang "Pak! Maafkan kami! karena kami yang nggak tahu apa-apa, jadi membuat Bapak bersedih hati! Maafkan kami ya Pak!"

Minggu, 04 Januari 2009

S I A L !

Waktu menunjukkan pukul 1.30siang, gue langsung menuju ke kamar mandi untuk cuci muka dan sekedar membasahi rambut. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk membuat diri kita terlihat segar di mata orang lain. Nggak perlu mandi, karena kan yang orang lain lihat hanyalah bagian atas dari tubuh kita doank yaitu rambut dan muka, selebihnya sabodo 'teing! hehe..

Saatnya berangkat ke Giant!

Baru membuka pagar rumah saja hawa panas kota Depok sudah menyengat. (sebenernya sihh rumah gue berada di kawasan pinggiran depok..pinggir lagi..terus dan ya' pinggiran Depok itulah rumah gue) . Alhasil kulit gue yang putih sawo matang ini mau tidak mau siap untuk jadi sawo gosong. Berangkat dengan naik ojek kemudian dilanjutkan dengan naik "limosin" biru (baca: angkot) ditambah dengan teriknya sinar matahari membuat perjalanan yang "kepleset sampai" (baca: dekat) terasa jauh (lebay).

Oiya, tujuan gue ke Giant untuk membeli peralatan sekolah lohh..rajin kan? Sebenarnya sihh niatnya mau beli buku, pensil, pulpen, penghapus, tip-ex, stabilo, tempat pensil, dan penggaris (banyak kan?). Tapi karena uang a.k.a. duit tidak mencukupi makanya cuma beli buku dan penggaris saja. Tentunya bukan buku yang satuan, tapi yang langsung banyak. Itu saja sudah menghabiskan Rp39.900. Penggaris juga harganya cukup mahal, kalian tau kan penggaris flexibel yang kalo goyang, pantat penggaris terlihat bohay itu. Harganya Rp13.000++ (lupa harga sebenarnya).

Setengah jam gue habiskan hanya untuk mencari buku dan penggaris tersebut karena buku yang gue cari itu susah dicari (katanya) dan sepertinya sih memang betul karena buku itu adanya di rak paling bawah bagian belakang (dibalik buku-buku bernuansa girly), kayaknya emang gag niat buat dijual dehh tuh buku. Merk-nya COMPOS (plesetan). Kan banyak nih merk COMPOS tapi gue jatuh cintanya sama buku yang modelnya nggak besar juga nggak kecil dan kertasnya halus seperti pantat gue bayi. Soalnya kebanyakan buku sekarang kertasnya kasar.

Setelah itu dilanjuti makan di CFC (Cendy Fried Chicken) *boong. Sayang kan kalo kita jalan-jalan tanpa ada sesi makannya. Karena udah selesai makan otomatis gue langsung pulang, tapi sebelum pulang gue pengen banget minum Fruit Punch yang ada di Dunkin Donuts. Setelah sampai di DD, guepun langsung memesan Fruit Punch, kira-kira beginilah kejadiannya.

Gue: Mbak, Fruit Punch satu!
Mbak-nya: Apa dek? (Mbak-nya kurang denger bukan karena dia budeg, tapi karena suara gue yang halus nan lembut)
Gue: Fruit Punch satu!
Mbak-nya: Maaf dek, udah gag jual lagi tuhh.
Gue: (*sing......karena nggak enak udah dengan PD-nya memesan minuman yang ternyata udah gag dijual lagi, guepun nge-les). Terus, adanya apa mbak?
Mbak-nya: bla bla bla Lemon Tea, Orange Juice, bla bla Cappuchino.
Gue: Cappuchino mbak! (Wezz PD berat)
Mbak-nya: Tunggu sebentar ya!
Gue: *Oiya, emang harganya berapa ya? (karena gue gag tau langsung aja gue baca semua menu berikut harganya yang tertera di papan, nggak tau-nya........Rp19.900. Sial banget gue! Padahal kalo Fruit Punch ada paling harganya Rp8.000++. Goblog banget sih gue. Padahal niat awalnya mau gaya-gayaan beli Fruit Punch, ehh malah kena batunya)

Mbak-nya: Ini dek Cappuchino-nya. Harganya Rp20.000.
*lohh2 di papan tulisannya Rp19.900..wahh nih mbak mau korupsi Rp100 nih. Dasar!

Alhasil guepun mencoba meminum Cappuchino itu sambil dihayati, bahkan cup-nya gue bawa pulang. Kan sayang udah bayar mahal-mahal ehh dibuang begitu aja. Bahkan saat gue ngetik posting ini, cup-nya ada di sebelah gue. *Parah!

NB: Oiya..gue punya kelebihan yaitu jago nge-les. Emang sih banyak orang yang jago nge-les, tapi ngeles-nya gue itu tanpa menunjukkan ekspresi kalo kita salting, hebat kan?